BAB I
PENDAHULUAN
A.
Definisi Komunikasi
Komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal
dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang
artinya "membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih". Dalam pengertian secara khusus mengenai komunikasi itu
sendiri menurut HovlandKomunikasi adalah “proses mengubah perilaku orang
lain”. Banyak ahli di dunia juga memberikan sumbangan pemikiran tentang
komunikasi
Menurut Shannon & Weaver, komunikasi adalah bentuk interaksi
manusia yg saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak
sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal,
tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Raymond S.
Ross menjelaskan komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan
mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar
membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yg serupa dengan yg
dimaksudkan komunikator.
Prof. Dr. Alo Liliweri, Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari
satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami. Bernard Berelson & Gary A.
Steiner menjelaskan komunikasi adalah Transmisi informasi, gagasan, emosi,
ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol -kata-kata,
gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yg
disebut dengan komunikasi.
Dari beberapa pengertian komunikasi yang telah dijelaskan diatas dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi
dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan mencapai kesepakatan dan
kesamaan persepsi satu sama lain, biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih.
B.
Definisi Organisasi
Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan
mengejar tujuan bersama. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah
bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan organisasi ialah
setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama
serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah
ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang
disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.
Dari beberapa pengertian tentang organisasi diatas dapat disimpulkan
bahwa, organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk
tujuan bersama.
C.
Definisi Komunikasi Organisasi
Goldhaber (1986), memberikan pengertian komunikasi organisasi
yang artinya sebagai berikut, Komunikasi organisasi yaitu proses menciptakan
dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung
satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu
berubah-ubah. Sama dengan pemaknaan organisasi, dalam memaknai akan
pengertian komunikasi itu sendiri banyak para ahli yang mencoba memberikan
pengertiannya dengan persepsi mereka masing-masing. Termasuk diantara yaitu
persepsi Redding dan Sanborn, mereka mengatakan bahwa komunikasi organisasi
adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang
kompleks.
Sedangkan Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi
merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam
suatu organisasi. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui
oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.
Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai
pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan,
pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah
komunikasi yang disetujui secara sosial.Orientasinya bukan pada organisasi,
tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unsur-Unsur
Komunikasi
1.Komunikator (communicator)
yaitu memberi
berita, yang dalam hal ini adalah orang yang berbicara, pengirim berita atau
orang yang memberitakan.
2.Menyampaikan
berita
dalam hal ini
dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau menyiarkan.
3.Berita-berita
yang disampaikan (message)
dapat dalam
bentuk perintah, laporan, atau saran.
4.Komunikan (communicate)
yaitu orang
yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain orang yang
menerima berita.
5.Tanggapan
atau reaksi (response)
dalam bentuk
jawaban atau reaksi.
Kelima unsur komunikasi tersebut
merupakan kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsur tidak
ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur
saling berhubungan dan ada saling ketergantungan. Jadi dengan demikian
keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut.
B. Jenis-jenis Komunikasi Dalam Organisasi
jenis-jenis
komunikasi dalam organisasi terdiri dari:
1.Komunikasi
Internal
Adalah
komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran
gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam
struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan
vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen].
Komunikasi internal terdiri dari dua dimensi yakni komunikasi vertical, dan
komunikasi horizontal.
a. Komunikasi
Vertikal
Komunikasi dari
pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik [two
way traffic communication]. Komunikasi vertical ada dalam bentuk
komunikasi kebawah dan komunikasi keatas. Fungsi komunikasi kebawah antara lain
:
1) Melaksanakan
kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja
bawahan.
2) Menyampaikan
pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
3) Memberikan
informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi,
insentif
Seorang
pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan memahami
cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya.Keberhasilan organisasi
dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang
memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk
kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Contoh : pimpinan memberikan instruksi,
petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern.
Sedangkan
fungsi komunikasi keatas antara lain :
1) Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja,
saran, usulan, opini, permohonan bantuan, dan keluhan.
2) Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan
pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
Bawahan
tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun kritikannya dapat
diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan. Contoh : staf
memberikan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada
pimpinan.
b. Komunikasi
horizontal
Bentuk
komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dsbnya. Komunikasi
horizontal sering kali berlangsung tidak formal.
Fungsi
komunikasi horizontal/ke samping digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level
yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap muka, melalui media
elektronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis.
c. Komunikasi
Diagonal (Cross Communication)
Komunikasi
antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.
2. Komunikasi
Eksternal
Komunikasi
antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak umum di luar
organisasi.
C. Empat Jenis
Arah Komunikasi Dalam Organisasi
1.
Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas dalam organisasi merupakan jenis informasi yang
mengalir dari tingkat bawahan ke tingkat yang lebih tinggi (atasan). Komunikasi
ke atas penting karena beberapa alasan, diantara alasan itu ialah:
1. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan
keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan
orang-orang lainnya.
2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka
siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang
dikatakan kepada mereka.
3. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh kesah
muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang
paling dekat dengan operasioperasi sebenarnya.
4 Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas ke pada organisasi
dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan
menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi.
5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan
memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.
6. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka
dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan
organisasi tersebut.
2.
Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah ini merupakan sebuah komunikasi yang mengalir dari tingkat
atasan (jabatan yang lebih tinggi) kepada tingkat yang lebih rendah (jabatan
yang lebih rendah). komunikasi kebawah mempunyai 5 tujuan pokok yaitu:
1)Memberikan
pengarahan atau instruksi kerja tertentu
2)Memberikan
informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
3)Memberikan
informasi tentang prosedur dan praktik organisasional
4)Memberikan
umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan
5)Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu
organisasi menanamkan
pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
Salah satu kelemahan saluran komunikasi dari atas ke bawah ini adalah kemungkinan
terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditujukan kepada para
bawahan.
3.
Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang
atau lebih yang posisinya setara.
4.
Komunikasi informal
Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama
karyawan dalam suatu organisasi. Komunikasi informal (the grapevine) biasanya
disebarluaskan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut ke mulut dari
satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya
tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan. Jadi
agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa
memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan
(komunikasi formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang
meresahkan karyawan).
D. Hambatan
Komunikasi Dalam Organisasi
1.
Hambatan dari Proses Komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional.
a) Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa
yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol
yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit.
b) Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak
dapat mendengarkan pesan.
c) Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima
d) Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak
mencari informasi lebih lanjut.
e) Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat
waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan
Fisik
Hambatan fisik
dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan
lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna
wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan
Semantik
Faktor
pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan
dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas
atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya : adanya
perbedaan bahasa ( bahasa daerah, nasional, maupun internasional), adanya
istilah – istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang tertentu saja, misalnya
bidang bisnis, industri, kedokteran, dll.
4. Hambatan
Psikologis
Hambatan
psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan
nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan,
sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si
penerima pesan yang hendak disampaikan.
5. Hambatan
Manusiawi
Terjadi karena
adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, dll.
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, dll.
E. Konsep Kunci Komunikasi Organisasi
Goldhaber (1986) menyatakan definisi komunikasi organisasi: “organizational
communication is the process of creating and exchanging messages within a
network of independent relationship to cope with environmental uncertainty”.
Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling
tukar menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu
sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti.
Dari definisi tersebut terdapat 7 konsep kunci, yaitu proses, pesan, jaringan, ketergantungan satu sama lain, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. Berikut ini merupakan konsep kunci komunikasi organisasi (Muhammad: 2005)
Dari definisi tersebut terdapat 7 konsep kunci, yaitu proses, pesan, jaringan, ketergantungan satu sama lain, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. Berikut ini merupakan konsep kunci komunikasi organisasi (Muhammad: 2005)
1. Proses
Suatu
organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling
menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar
informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya, maka dikatakan
sebagai suatu proses.
2. Pesan
Yang
dimaksudkan dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang objek,
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Untuk berkomunikasi,
seseorang
harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi nama pada gambaran tersebut dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif jika pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.
harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi nama pada gambaran tersebut dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif jika pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.
3. Jaringan
Organisasi
terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan
tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini
sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan
komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya 2 orang,
beberapa orang atau bahkan seluruh organisasi. Hakikat dan luas jaringan ini
dipengaruhi banyak faktor, antara lain: hubungan peranan, arah dan arus pesan,
hakikat seri dan arus pesan, dan isi dari pesan.
4.
Ketergantungan
Keadaan saling
tergantung satu bagian dengan bagian yang lain dalam satu organisasi telah
menjadi sifat suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu
bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh pada bagian
yang lainnya dan mungkin juga pada seluruh sistem organisasi. Begitu pula
halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi perlu dukungan untuk
saling melengkapi agar organisasi dapat berjalan dengan baik.
5. Hubungan
Karena
organisasi merupakan suatu system terbuka, system kehidupan sosial maka untuk
berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain
jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh
manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan
kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam suatu hubungan
perlu dipelajari. Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang
sederhana yaitu hubungan diantara dua orang atau dyadic sampai pada hubungan
yang kompleks, yaitu hubungan dalam kelompok-kelompok kecil, maupun besar,
dalam organisasi.
6. Lingkungan
Lingkungan
adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam
pembauatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat
dibedakan menjadi lingkungan internal (karyawan, staf, golongan fungsional dari
organisasi dan komponen organisasi lainnya seperti tujuan, produk, dsb) dan
lingkungan eksternal (pelanggan, pesaing dan teknologi).
7. Ketidakpastian
Ketidakpastian
merupakan perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan.
Untuk mengurangi faktor ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar
pesan diantara anggota, melakukan suatu penelitian serta pengembangan
organisasi. Ketidakpastian dalam suatu organisasi juga disebabkan terlalu
banyak informasi yang diterima daripada sesungguhnya yang diperlukan untuk
menghadapi lingkungan mereka. Oleh karena itu salah satu tugas utama komunikasi
organisasi adalah menentukan dengan tepat banyaknya informasi yang diperlukan
untuk mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang berlebihan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya
komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling
bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau
menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar
pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara
lebih terperinci.
Dalam
menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim
berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi
yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan
seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan
dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi
suatu organisasi.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain
untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis
komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal atau tertulis dan
komunikasi non verbal atau bahasa(gerak) tubuh.Komunikasi dua arah terjadi bila
pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam
berkomunikasi pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi informasi serta
penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yg mutualisme antara
keduanya
Referensi :
http://juniarwibisana.blogspot.co.id/2015/10/contoh-makalah-komunikasi-dalam.html
Munandar. A.S. (2001). Psikologi Industri dan
organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)